Tanggal 17 Agustus 1945 naskah kemerdekaan dikumandangkan, dan sejak saat itulah Indonesia menyatakan terbebas dari para penjajah. Perjuangan rakyat Indonesia selama berabad-abad lamanya terbayar dengan dikibarkannya Sang Saka Merah Putih untuk pertama kalinya di bumi pertiwi. Sang Saka yang dijahit oleh Fatmawati dikibarkan oleh Ilyas Karim dan Sudanco Singgih (tentara PETA), mereka berdua ditunjul oleh Sudanco Latief sehari sebelum proklamasi kemerdekaan.
Melisik tentang sosok seorang Ilyas Karim. Jika anda pernah melihat potret proses pengibaran bendera merah putih pada 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur No.56, dia adalah sosok pengibar dengan celana pendek. Kehidupan memilukan menghinggapi masa tua sang pengibar. Ilyas tinggal di rumah gembel di pinggir rel Kalibata Jakarta Selatan 2 tahun lalu. Setahun silam tempat itu mengalami penggusuran. Entah apa yang terjadi pada kakek tua berumur 83 tahun itu sekarang.
Dari masa sekarang kita melirik kembali ke belakang. Masa penjajahan memang masa yang mengerikan, ibarat pepatah “hidup segan, mati pun tak mau”. Pernah kah membayangkan jika berada dalam masa itu? Hidup serba kekurangan, melakukan sesuatu dalam tekanan dan kerterbatasan, bekerja keras namun tak pernah merasakan hasil jerih payah, setiap hari yang ada hanya ketakutan, suara dentuman senjata pun sudah taka sing lagi di telinga. Para pejuang bertempur sekuat tenaga demi tercapai kata merdeka.


