Bhineka Tunggal Ika semboyan jelas tertera pada lambang negara kita tercinta Indonesia. Semboyan yang berarti "walau pun kita berbeda-beda tapi tetap satu jua" itu menunjukkan betapa beragamnya Indonesia, mulai dari suku, ras, bahasa dan budaya namun kita tetap satu bangsa, satu bahasa yaitu Indonesia.Dewasa ini, budaya tradisional Indonesia mulai terkikis sedikit demi sedikit namun pasti. Sekarang ini lebih banyak orang bangga apabila menggunakan budaya luar negeri "kualitas impor".
Sebenarnya kualitas lokal pun tak kalah trandy dan kerennya dengan budaya luar asalkan kita tanamkan rasa bangga dengan budaya teersebut. Karena trandy dan keren itu relatif, kalau dalam hati kita sudah bangga dengan budaya tersebut maka orang yang melihat pun pasti akan merasa itu mengagumkan. Jadi modal utama adalah percaya diri menggunakan budaya tersebut, asalkan tidak dosa kenapa tidak?
Indonesia selalu saja terlihat mempertahankan budaya yang hampir direbut oleh bangsa lain, padahal budaya lain seringkali terabaikan. Semisal batik, sebelum diklaim oleh Malaysia apakah batik sepopuler sekarang? tentu tidak. Bahkan batik selalu diidentikkan dengan orang tua atau jadul (jaman dulu), kaum muda lebih senang dengan harajuku style (gaya anak muda jepang). Reog Ponorogo, lagu rasa sayange pun ikut andil dalam rebutan "Indonesia-Malaysia". Seharusnya kita cepat sadar akan semua itu sebelum budaya Indonesia benar-benar direbut dan menjadi bangsa lain.
Selain batik, budaya Indonesia yang mendunia adalah Korupsi. Sungguh mengenaskan hanya dengan mendengarkannya saja. Tikus-tikus berdasi itu hidup mewah diatas melaratnya rakyat kecil, melenggang nyaman dengnan mobil impornya, tidur nyaman di rumah gedongan. Coba kita bandingkan dengan kehidupan para veteran di luar sana! pastilah sangat berbeda jauh, padahal mereka jauh lebih berjasa buat Indonesia. Kita ambil contoh Ilyas Karim, dia adalah pengibar bendera pusaka pada 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur No.56. Dia tinggal di rumah gembel dekat rel Kalibata Jakarta Selatan 2 tahun lalu. Sekitar 1 tahun lalu tempat itu mengalami penggusuran, apa yang terjadi padanya saat ini pun tak ada yang peduli.