Kakak Penasehat Spiritual

Kali ini saya akan membahas sosok yang pernah saya ceritakan dipostingan sebelumnya. Ini dia kakak kelas saya yang berhasil membuat saya termotifasi, niat dan minat (meskipun agak sedikit nekad) untuk masuk di dunia informatika.
'Tyas Haryadi' mungkin namanya memang sedikit miss jika kita panggil dengan sebutan mas, tapi jangan salah dan jangan tertipu dengan namanya (lihat saja fotonya! Ganas kan?). Dia adalah sosok yang sangat disegani sewaktu saya masih jadi juniornya dahulu kala (meskipun saya sering mengejeknya lewat sms, dia gak pernah lho marahnya sampai di bawa ke organisasi, this is a great example). Dia ketua organisasi pramuka di sekolah selain itu juga anggota Resmapala (organisasi Pecinta Alam di sekolah) yang mana disitulah saya bernaung. Mungkin bagi anggota pramuka dia adalah sosok yang ditakuti akan tetapi dia itu juga sangat bahkan super duper cerewet, sampai-sampai dia dipanggil 'ngompre' sama rekan-rekannya di pecinta alam dulu (mungkin sampai sekarang) kalau saya lebih suka memanggilnya dengan sebutan 'Mas Tembem'.
Tidak hanya sekedar 'omdo' (omong doang), cowok kelahiran 01 Februari 1991  ini juga seorang penulis yang produktif lho...terbukti dengan banyaknya postingan di blognya http://www.tyasharyadi.blogspot.com/, cek aja kalau tak percaya.Dia sekarang sedang menuntut ilmu di bidang IT di UIN Maliki Malang. Karena kebiasaanya sejak dulu ngomong aja, sekarang ditambah dengan kuliah di UIN hmmmm makin mantap dach ceramahnya...^_^
Curcol dikit ya!! Dulu sewaktu saya baru lulus SMA, jika balas-balasan pesan pasti ujung-ujungnya ditanya 'nerusin kemana dek?' kata-kata yang menakutkan  bagi saya waktu itu! Jika di jawab, apapun jawabannya pasti dapat ceramah gratis special pake' puanjang lebar. Tapi saya beruntung juga, jadi punya penasehat gratis...hehehehe dari hati saya yang paling dalam saya ingin mengucapkan 'Makasih ya mas...' :)


Waktu SMA sepertinya ini orang jarang banget bahkan mungkin tidak kenal dengan yang namanya pegang buku. Ya meskipun prestasinya di sekolah juga gak buruk-buruk amat, tapi yang namanya belajar kan penting untuk seseorang yang lagi menuntut ilmu. Sekarang setelah dapat pencerahan dari ALLAH SWT. sepertinya dia sadar. Sadar bahwa hanya dengan buku pun kita dapat menjelejah ke mana pu yang kita mau. Saya  pernah membaca artikel dalam blognya yang berjudul "Sungai, Aliran Amalan Kita", menururt saya kata-kata tersebut memang pernah dia alami sendiri.......hehehe http://www.sokteong.com/


Ada cerita sedikit tragis akan tetapi juga mngandung kelucuan. Sewaktu saya masih jadi juniornya di Resmapala (Organisasi Pecinta Alam), waktu itu kebetulan kelompok saya yang megang adalah dirinya. Semua berjalan lancar sampai waktu setelah sholat isya'. Waktu itu kegiatan diklat kedua dilaksanakan di Bukit Bancak (bukit di sekitar sekolah saya). Setelah sholat isya' biasanya kegiatannya adalah sharing, waktu itu sebelum sharing kami harus membuat api unggun terlebih dahulu supaya ada penerangan sekaligus penghangat tubuh. Keadaan yang sehabis hujan  membuat pembuatan api unggun sedikit terhambat. Karena bahan bakar yang dibawa hanya spirtus maka itulah yang dijadikan untuk membuat api unggun. Mas Andik (ketua Resmapala) sok-sokan bisa nyalakan api unggunnya. Dengan sombong dia berkata "Kene...kene...kene nek ora ahline gak iso kie ngko." (sini...sini...sini kalau bukan ahlinya tidak bisa ini nanti). Api benar menyala kan tetapi hanya berselang beberapa waktu mati lagi. Sampai ketika dia akan menyiram kembali tumpukkan kayu itu dengan spirtus. Waktu itu mbak Devi mengingatkan "jangan dulu, apinya masih ada sedikit". Karena sombongnya lagi kambuh, mas Andik memaksa menyiram dengan spirtus. Yang terjadi "BUG" api itu menjilat sampai tinggi, spirtus yang dipegang sama mas andik belum tertutup dan kemudian menyiram ke mas Tyas karena mas Andik terkejut dengan jilatan api tadi. Reflek mas Tyas langsung roll ke belakang. Kakinya sempat menyala, tetapi setelah dilihat ternyata celananya tak terbakar. Dengan pasti dia bertanya "mukaku kebakar apa tidak?" kami para junior menjawab "tidak". Saya kemudian lega, sampai mas Tyas kemudian merasa sesuatu yang yang aneh pada kakinya. Kemudian dia pun membuka kakinya yang tertutupu celana PDL panjang. Dan ternyata kakinya melepuh. Astaghfirullah..........semalan suntuk dia bagaikan raja. Karena Mas Andik merasa bersalah maka apa pun kata Mas Tyas terpaksa dituruti. Pesan untuk Mas Andik "Jangan sok-sok'an lagi ya mas,,,,,"


Dia suka banget sama yang namannya sepak bola, ya wajarlah namanya juga cowok. Kalau pemain lokal dia suka banget sama pemain persija bernomor punggung 20 'Bambang Pamungkas'. Sampai-sampai suatu kali waktu ada perkenalan dengan anggota baru dia mengaku bernama 'Bambang Haryadi Pamungkas'. Capek dech! Selain Bambang Pamungkas dia juga suka sama sosok Boas Salosa dan Ricardo Salampessy, kalau pemain luar negeri dia suka dengan Wayne Rooney, Alessandro Del Piero dan Miroslav Klose. Saya dulu sempat tanya apa kesamaan dia dengan Wayne Rooney, eeeeeeh tak saya duga dia menjawab 'sama-sama tembem dan sama-sama gendut' saya langsung tertawa ngakak. Karena biasanya saya yang demen banget bilang kalu dia itu tembem eeeeh kali ini dia sendiri yang mengejek dirinya sendiri. Weleh weleh tidak usah sampai segitunya dong mas....hehe. Bicara sepak bola tak afdol kalau tak sekalian bicara klub-klub yang ikut bertanding dong! Kakak kelas saya yang satu ini, kalau Liga Inggris dia seneng banget sama Manchester United, Liga Spanyol dia suka dengan Barcelona, kalau Liga Itali ya pasti Juventus (klub dimana Alessandro Del Piero bernaung dari dulu hingga sekarang). Kalau ada jadwal pertandingan klub-klub tersebut saya sering memberitahunya karena saya juga suka sama klub-klub  diatas (minus Juventus karena saya tak terlalu suka Liga Itali..hehehe). Kalau ditanya dukung klub Indonesia yang mana, dia cenderung suka semua. Dia pendukung fanatik Indonesia, salut banget dech disaat rasa patriotisme dikalangan anak muda sangat tipis bahkan sampai tak terlihat, dia muncul dengan semangat patriotisme yang membara.

Dia bersemangat sekali untuk menjadi enterpreneur muda (yang sukses pastinya). Dia merintisnya sedikit demi sedikit, semoga lama-lama kan menjadi bukit. Dan semoga juga saya dapat segera membantunya mengembangkan usahanya itu. AMIN